
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Dalam tahun-tahun belakangan ini telah
terjadi pergeseran paradigma dalam pembelajaran ke arah paradigma
konstruktivisme. Menurut pandangan ini bahwa pengetahuan tidak begitu saja bisa
ditransfer oleh guru ke pikiran siswa, tetapi pengetahuan tersebut dikonstruksi
di dalam pikiran siswa itu sendiri. Guru bukanlah satu-satunya sumber belajar
bagi siswa (teacher centered), tetapi yang lebih diharapkan adalah
bahwa pembelajaran berpusat pada siswa (student centered). Dalam
kondisi seperti ini, guru atau pengajar lebih banyak berfungsi sebagai
fasilitator pembelajaran. Jadi, siswa atau pebelajar sebaiknya secara aktif
berinteraksi dengan sumber belajar, berupa lingkungan. Lingkungan yang dimaksud
(Arsyad, 2002 dalam http://edukasi.kompasiana .com/2009/12/18/media-pembelajaran-arti-posisi-fungsi-klasifikasi-dan-karakteristiknya/)
adalah guru itu sendiri, siswa lain, kepala sekolah, petugas perpustakaan,
bahan atau materi ajar (berupa buku, modul, selebaran, majalah, rekaman video,
atau audio, dan yang sejenis), dan berbagai sumber belajar serta fasilitas
(OHP, perekam pita audio dan video, radio, televisi, komputer, perpustakaan,
laboratorium, pusat-pusat sumber belajar, termasuk alam sekitar).
Bertitik tolak dari kenyataan tersebut
di atas, maka proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses
komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan (isi atau materi ajar) dari sumber
pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan (siswa/pebelajar atau
mungkin juga guru). Menurut Criticos (dalam http://edukasi.kompasiana.com
/2009/12/18/media-pembelajaran-arti-posisi-fungsi-klasifikasi-dan-karakteristiknya/)
penyampaian pesan ini bisa dilakukan melalui simbul-simbul komunikasi berupa
simbul-simbul verbal dan non-verbal atau visual, yang selanjutya ditafsirkan
oleh penerima pesan. Adakalanya proses penafsiran tersebut berhasil dan
terkadang mengalami kegagalan. Kegagalan ini bisa saja disebabkan oleh beberapa
faktor, misalnya adanya hambatan psikologis (yang menyangkut minat,
sikap, kepercayaan, inteligensi, dan pengetahuan), hambatan fisik
berupa kelelahan, keterbatasan daya alat indera, dan kondisi kesehatan penerima
pesan. Faktor lain yang juga berpengaruh adalah hambatan kultural
(berupa perbedaan adat istiadat, norma-norma sosial, kepercayaan dan
nilai-nilai panutan), dan hambatan lingkungan yaitu hambatan yang
ditimbulkan oleh situasi dan kondisi keadaan sekitar (Sadiman, dkk., 1990).
Untuk mengatasi kemungkinan hambatan-hambatan yang terjadi selama proses
penafsiran dan agar pembelajaran dapat berlangsung secara efektif, maka sedapat
mungkin dalam penyampaian pesan (isi/materi ajar) dibantu dengan menggunakan
media pembelajaran. Diharapkan dengan pemanfaatan sumber belajar berupa media
pembelajaran, proses komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung
lebih efektif (Gagne, 1985) dan efisien. Perkembangan ilmu dan teknologi
semakin mendorong usaha-usaha ke arah pembaharuan dalam memanfaatkan
hasil-hasil teknologi dalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam melaksanakan
tugasnya, guru (pengajar) diharapkan dapat menggunakan alat atau bahan
pendukung proses pembelajaran, dari alat yang sederhana sampai alat yang
canggih (sesuai dengan perkembangan dan tuntutan jaman). Bahkan mungkin lebih
dari itu, guru diharapkan mampu mengembangkan keterampilan membuat media
pembelajarannya sendiri. Oleh karena itu, guru (pengajar) harus memiliki
pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran, yang meliputi
(Hamalik, 1994): (i) media sebagai alat komunikasi agar lebih mengefektifkan
proses belajar mengajar; (ii) fungsi media dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan; (iii) hubungan antara metode mengajar dengan media yang digunakan;
(iv) nilai atau manfaat media dalam pengajaran; (v) pemilihan dan penggunaan
media pembelajaran; (vi) berbagai jenis alat dan teknik media pembelajaran; dan
(vii) usaha inovasi dalam pengadaan media pembelajaran. Sumber belajar merupakan
salah satu faktor yang penting dalam peningkatan kualitas
pembelajaran.
Penggunaan dan pemanfaatan sumber belajar
yang beragam, baik dari kategori yang dirancang (by design)
maupun yang dimanfaatkan (by utilization), pembelajaran dapat dilaksanakan secara optimal,
efektif, dan efisien. Moldstad (dalam Harsya W Bachtiar, 1984) menyatakan
bahwa teknologi instruksional dalam proses pembelajaran akan dapat menimbulkan
kondisi-kondisi positif, seperti :
- Belajar lebih banyak terjadi jika media diintegrasikan dengan program instruksional yang tradisional.
- Jumlah belajar yang setara sering dapat tercapai dalam waktu yang lebih singkat dengan menggunakan teknologi instruksional.
- Program instruksional dengan menggunakan berbagai media yang didasarkan pada suatu pendekatan sistem, seringkali memudahkan siswa dalam belajar secara lebih efektif.
- Program-program multi media dan atau tutorial audio untuk pembelajaran biasanya lebih disukai siswa bila dibandingkan dengan pengajaran tradisional.
Pemilihan dan penggunaan media dan
sumber belajar memiliki beberapa kriteria yang harus diperhatikan oleh guru.
Serta penggunaannya pun hendaknya sesuai dengan kebutuhan pembelajaran yang
dilakukan sehingga dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran yang
diharapkan.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
diatas maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu :
1. Apa
Pengertian, Jenis dan Fungsi Media Pembelajaran itu ?
2. Apa
Pengertian, Jenis dan Fungsi Sumber Belajar itu ?
3. Bagaimana
Pemilihan Media dan Sumber Belajar ?
4. Bagaimana
Penggunaan Media dan Sumber Belajar ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian,
Jenis dan Fungsi Media Pembelajaran
1. Pengertian
Media Pembelajaran
Menurut
Heinich, dkk (dalam Winataputra, 2005), kata “media” berasal dari bahasa Latin, merupakan bentuk jamak dari “medium” yang secara harfiah berarti
“perantara” (between) yaitu perantara
sumber pesan (source) dengan penerima
pesan (receiver). Kegiatan belajar
mengajar pada hakikatnya merupakan proses komunikasi. Dalam proses komunikasi
ini, guru berperan sebagai komunikator (communicator)
yang akan menyampaikan pesan/bahan ajar (message)
kepada siswa sebagai penerima pesan (communicant).
Agar pesan/bahan ajar yang disampaikan guru dapat diterima oleh siswa maka
diperlukan wahana penyalur pesan yaitu media pembelajaran. Apabila proses
tersebut divisualisasikan akan nampak pada bagan berikut :
Media pembelajaran yang
dirancang dengan baik dapat merangsang timbulnya proses/dialog mental pada diri
siswa. Media pembelajaran tersebut berhasil menyalurkan pesan/bahan ajar
apabila kemudian terjadi perubahan tingkah laku (behavioral change) pada diri siswa.
2. Jenis
Media Pembelajaran
Secara umum media
pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu :
a. Media
Visual
Media visual adalah
media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indera penglihatan. Jenis
media inilah yang sering digunakan oleh guru-guru untuk membantu menyampaikan
isi atau materi pelajaran. Media visual terbagi atas :
1) Media
visual yang diproyeksikan (Projected
Visual)
Media visual yang
diproyeksikan pada dasarnya adalah media yang menggunakan alat proyeksi (projector) sehingga gambar atau tulisan
tampak pada layar (screen). Media
proyeksi ini bisa berbentuk media proyeksi diam, misalnya gambar diam (still picture), dan gambar bergerak (motion picture). Beberapa jenis media
proyeksi yang sering digunakan adalah :
a) Proyeksi
Opak (Opaque Projection)
b) Proyeksi
Lintas Kepala (Overhead Projection/OHP)
c) Slides
d) Filmstrip
2) Media
visual yang tidak diproyeksikan
a) Gambar
diam (Still Picture)
Gambar diam ini
disajikan secara fotografik, misalnya gambar tentang manusia, tempat, atau
objek lainnya yang ada kaitannya dengan isi/bahan pembelajaran yang akan
disampaikan kepada siswa.
b) Media
Grafis
Media grafis merupakan
media pandang dua dimensi (bukan fotografik) yang dirancang secara khusus untuk
mengkomunikasikan pesan pembelajaran. Unsur-unsur yang terdapat pada media
grafis ini adalah gambar dan tulisan. Media grafis yang sering digunakan adalah
grafik, bagan (chart), diagram,
poster, dan kartun.
c) Realia
dan Model
Media realia merupakan
alat bantu visual dalam pembelajaran yang berfungsi memberikan pengalaman
secara langsung kepada para siswa. Realia merupakan model dan objek nyata dari
suatu benda, misalnya mata uang, tumbuhan, binatang dan sebagainya. Sedangkan
model adalah media tiga dimensi yang sering digunakan dalam kegiatan
pembelajaran. Media model ini merupakan tiruan dari beberapa objek nyata,
seperti objek yang yang terlalu besar, objek yang terlalu jauh, objek yang
terlalu mahal, objek yang sulit ditemukan dan sebagainya.
Model ini terdiri atas
beberapa jenis, yaitu model padat (solid
model), model penampang (cutaway
model), model susun (build-up model),
model kerja (working model), mock-up dan diorama.
b. Media
Audio
Media audio adalah
media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif
(hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan kemauan pada siswa untuk mempelajari bahan ajar. Penggunaan media audio
dalam kegiatan pembelajaran pada umumnya untuk melatih melatih ketrampilan yang
berhubungan dengan aspek-aspek ketrampilan mendengarkan. Jenis-jenis media
audio adalah program kaset suara (audio
cassette), CD audio dan program audio.
c. Media
Audio Visual
Media ini merupakan
kombinasi audio dan visual atau biasa disebut media pandang dengar. Jika kita
menggunakan media ini maka akan semakin lengkap dan optimal penyajian bahan
ajar kepada siswa, selain itu media ini dalam batas-batas tertentu dapat juga
menggantikan peran dan tugas guru. Guru tidak selalu berperan sebagai penyaji
materi, tetapi berubah menjadi fasilitator. Contoh media audiovisual adalah
program video/pendidikan, video/televise instruksional dan program slide suara (soundslide).
3. Fungsi
Media Pembelajaran
a. Memberikan kesempatan belajar yang
lebih luas sampai kepada tingkat yang jauh lebih tinggi daripada yang mungkin
dapat dicapai dengan tanpa media.
b. Membantu guru/tutor dalam menyusun
program pembelajaran agar menjadi lebih efektif.
c. Sebagai alat komunikasi guna lebih
mengefektifkan proses pembelajaran.
d. Memberikan pengalaman tanpa wahana
abstrak, misalnya menerangkan tentang ember akan lebih jelas bila ditunjukkan
bendanya.
B.
Pengertian,
Jenis dan Fungsi Sumber Belajar
1. Pengertian
Sumber Belajar
Berdasarkan
paparan yang dikemukan oleh Association
for Education and Communication Technology (AECT), sumber belajar adalah
segala sesuatu yang mendukung terjadinya proses belajar, termasuk sistem pelayanan,
bahan pembelajaran dan lingkungan. Sumber belajar tidak hanya terbatas pada
bahan dan alat, tetapi juga mencakup tenaga, biaya dan fasilitas. Dalam
kegiatan belajar, sumber belajar dapat digunakan, baik secara terpisah maupun
terkombinasi, sehingga mempermudah anak didik dalam mencapai tujuan belajar atau kompetensi yang harus
dicapainya.
Menurut
Sri Joko Yunanto (2004) sumber belajar adalah bahan yang mencakup media
belajar, alat peraga, alat permainan untuk memberikan informasi maupun berbagai
ketrampilan kepada anak maupun orang dewasa yang berperan mendampingi anak
dalam belajar.
2. Jenis
Sumber Belajar
Berdasarkan
rancangannya, secara garis besar sumber belajar dibedakan menjadi dua, yaitu :
a) Sumber
belajar yang dirancang (learning
resources by design) yakni sumber-sumber yang secara khusus dirancang atau
dikembangkan sebagai “komponen sistem isntruksional” untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat
formal.
b) Sumber
belajar yang dimanfaatkan (learning
resources by utilitization) yakni sumber belajar yang tidak didesain khusus
untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan dan
dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
3. Fungsi
Sumber Belajar
a) Meningkatkan produktivitas
pembelajaran, dengan jalan :
a. Mempercepat
laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik.
b. Mengurangi
beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan
mengambangkan gairah.
b) Memberikan
kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual dengan cara :
a. Mengurangi
kontrol guru yang kaku dan tradisional
b. Memberikan
kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannya.
c) Memberikan
dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara :
a. Perancangan
program pembelajaran yang lebih sistematis.
b. Pengembangan
bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.
d) Lebih
memantapkan pembelajaran, dengan jalan :
a. Meningkatkan
kemampuan sumber belajar
b. Penyajian
bahan dan informasi secara lebih kongkrit
e) Memungkinkan
belajar secara seketika, yaitu :
a. Mengurangi
kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan
realitas yang sifatnya kongkrit
b. Memberikan
pengetahuan yang sifatnya langsung
f) Memungkinkan
penyajian pembelajaran yang lebih luas, yaitu dengan penyajian informasi yang
mampu menembus batas geografis
C.
Pemilihan
Media dan Sumber Belajar
1. Pemilihan
Media
Kegiatan
pemilihan media pembelajaran ini merupakan bagian tak terpisahkan dari
keseluruhan proses penggunaan media pembelajaran. Jika salah dalam memilih
media pembelajaran ini, maka akan berpengaruh terhadap keberhasilan dalam melaksanakan
proses pembelajaran. Media pembelajaran dangat banyak ragamnya dan setiap media
memiliki kelebihan dan kekurangannya, tidak ada media pembelajaran yang paling
baik yang dapat digunakan untuk segala situasi dan kondisi.
Pemilihan
media pembelajaran memiliki beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh guru,
diantaranya :
a. Tujuan
pemilihan media pembelajaran
Pemilihan
media pembelajaran yang akan digunakan harus sesuai berdasarkan maksud dan
tujuan pemilihan yang jelas. Apakah akan digunakan untuk kegiatan pembelajaran
atau untuk pemberian informasi yang sifatnya umum atau sekedar untuk hiburan
saja? Jika digunakan untuk kegiatan pembelajaran, apakah untuk pembelajaran
yang sifatnya individual atau kelompok (klasikal)? Tujuan pemilihan ini sangat berkaitan
dengan kemampuan seorang guru dalam menguasai berbagai jenis media pembelajaran
beserta karakteristiknya.
b. Karakteristik
media pembelajaran
Setiap
media pembelajaran memiliki karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi
keandalannya, cara pembuatannya maupun cara penggunaannya. Pemahaman terhadap
karakteristik media pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang perlu dimiliki
dalam kaitannya dengan pemilihan media pembelajaran ini. Selain itu, kemampuan
ini memberikan kemungkinan untuk menggunakan berbagai jenis media pembelajaran
secara bervariasi.
c. Alternatif
media pembelajaran yang dapat dipilih
Memilih
media pada dasarnya merupakan proses mengambil atau menentukan keputusan dari
berbagai pilihan (alternatif) yang ada. Guru bisa membandingkan antara satu
media dengan media yang lainnya.
Ketepatan dalam pemilihan media
pembelajaran selain mempertimbangkan ketiga hal diatas, ada beberapa faktor
lain yang perlu diperhatikan, seperti :
a. Rencana
pembelajaran
Rencana pembelajaran
atau satuan pembelajaran ini harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Media
yang dipilih pun harus disesuaikan dengan rencana pembelajaran dan kurikulum
tersebut.
b. Sasaran
belajar
Maksud sasaran belajar
ini adalah siswa yang akan menerima pesan atau informasi melalui media
pembelajaran. Media yang dipilih harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan
siswa, misalnya dari segi bahasa, simbol-simbol yang digunakannya, cara
menyajikan atau juga waktu penggunaannya.
c. Tingkat
keterbacaan media (reliability)
Maksudnya apakah media
pembelajaran tersebut sudah memenuhi syarat-syarat teknis seperti kejelasan
gambar, huruf, dan pengaturan warna.
d. Situasi
dan kondisi
Misalnya, situasi dan
kondisi tempat atau ruangan yang dipergunakan untuk kegiatan belajar-mengajar,
seperti : ukurannya, perlengkapannya, ventilasinya dan cahayanya. Bisa juga
keadaan siswanya, seperti jumlah siswa, minat dan motivasi belajarnya.
e. Objektivitas
Bahwa guru harus
terhindar dari pemilihan media yang didasari oleh kesenangan pribadi semata
(subjektif).
2. Pemilihan
Sumber Belajar
Pemilihan sumber
belajar secara umum terdiri dari dua macam ukuran yaitu kriteria umum dan
kriteria yang berdasarkan tujuan yang hendak dicapai. Kedua kriteria pemilihan
sumber belajar tersebut berlaku baik untuk sumber belajar yang dirancang (by design), maupun sumber belajar yang
dimanfaatkan (by utilization).
a. Kriteria
umum merupakan ukuran kasar dalam memilih sumber belajar diantaranya :
1) Ekonomis
dalam pengertian murah, maksudnya tidak terpatok pada harganya yang selalu
rendah, tapi dapat juga pemanfaatannya dalam jangka panjang
2) Praktis
dan sederhana, artinya tidak memerlukan pelayanan sampingan yang sulit dan
langka.
3) Mudah
diperoleh, dalam artian sumber belajar itu dekat, tersedia dimana-mana dan
tidak perlu diadakan dan beli.
4) Bersifat
fleksibel, artinya dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional dan
tidak dipengaruhi oleh oleh faktor luar misalnya misalnya kemajuan teknologi, nilai,
budaya dan lainnya.
5) Komponen-komponennya
sesuai dengan tujuan, hal ini untuk menghindari hal-hal yang ada diluar
kemampuan guru.
6) Sumber sesuai dengan taraf berfikir dan kemampuan siswa.
b. Beberapa
kriteria memilih sumber belajar berdasarkan tujuan, diantaranya :
1) Sumber
belajar guna memotivasi, artinya pemanfaatan sumber belajar tersebut bertujuan
untuk membangkitkan minat, mendorong partisipasi, merangsang
pertanyaan-pertanyaan, memperjelas masalah dan sebagainya.
2) Sumber
belajar untuk pengajaran, yaitu mendukung kegiatan belajar mengajar.
3) Sumber
belajar untuk penelitian, merupakan bentuk yang dapat diobservasi, dianalisis,
dicatat secara teliti dan sebagainya.
4) Sumber
belajar untuk memecahkan masalah
5) Sumber
belajar untuk presentasi, disini lebih ditekankan sumber sebagai alat, metode
atau strategi penyampaian pesan.
D.
Penggunaan
Media dan Sumber Belajar
1.
Penggunaan Media
Pembelajaran
a. Penggunaaan
media grafis
1) Bagan
dan diagram
Bagan sebagai salah
satu bagian dari media grafis memiliki format yang beragam disesuaikan dengan
tujuan dan karakteristik bahan ajar yang akan disajikan. Sebenarnya guru dapat
membuat sendiri bagan dan diagram segaia pelengkap media lain, bahkan dapat
juga melibatkan siswa dalam pembuatan bagan dan diagram tersebut.
Agar bagan atau diagram
yang dibuat dapat dipergunakan secara efektif, ada beberapa saran yang perlu
mendapatkan perhatian, yaitu :
a) Buatlah
perencanaan terlebih dahulu berupa sket/garis besar tentang isi bahan ajar yang
akan dituangkan ke dalam bagan atau diagram.
b) Usahakan
membuat bagan yang sederhana tetapi tepat sasaran. Bagan atau diagram yang baik
itu hanya menyajikan satu gagasan utama.
c) Untuk
kelas yang cukup besar, buatlah bagan atau diagram yang cukup besar pula agar
dapat dilihat dan terbaca oleh semua siswa.
d) Buatlah bagan atau diagram itu semenarik
mungkin, misal dengan dengan menggunakan warna yang kontras untuk menimbulkan
kesan penonjolan/penekanan.
e) Warna
yang digunakan sebaiknya jangan berlebihan, tapi perlu disesuaikan agar
harmonis dan menarik perhatian siswa.
2) Grafik
Secara umum terdapat empat
jenis grafik yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran yaitu grafik
batang (bar graphs), grafik pictorial
(pictorial graphs), grafik lingkaran (circle/pie graphs) dan grafik garis (line graphs).
3) Poster
Poster yang baik
sifatnya harus dinamis, sederhana, menarik perhatian dan tidak memerlukan
pikiran siswa terlalu terperinci dan rumit. Pada prinsipnya pengguanaan poster
dalam proses belajar mengajar yaitu untuk menyampaikan pesan atau gagasan dalam
bentuk ilustrasi gambar yang disederhanakan dan dibuat dalam ukuran besar
dengan tujuan untuk menarik perhatian siswa, membujuk atau memotivasi, dan
memberikan peringatan. Oleh karena itu, poster yang digunakan harus menarik,
enak dipandang, sedikit kata-kata yang dipakai dan hanya kata-kata kunci saja
yang ditonjolkan.
4) Kartun
Kartun merupakan media
yang cukup unik untuk menyampaikan pesan atau gagasan yang terkait dengan bahan
ajar kepada siswa. Kelas akan terlihat apabila menggunakan media kartun ini.
Sebab kartun biasanya memiliki ciri khas misalnya menggunakan karikatur yang
lucu, sindiran-sindiran, atau berisi humor yang memiliki tujuan. Kartun akan
membuat siswa senang dan tertawa dengan humor dan kelucuannya namun terarah
pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Dengan penggunaan kartun ini dapat
memberikan motivasi dan menarik perhatian siswa serta dapat menumbuhkan minat
belajar.
b. Media
tiga dimensi (realia dan model)
Seperti yang telah
dijelaskan diawal, model merupakan tiruan dari beberapa objek nyata, seperti
objek yang terlalu jauh, terlalu dekat, terlalu mahal dan sebagainya. Model
dapat dikelompokkan ke dalam :
1) Model
padat (solid model)
Biasanya memperlihatkan
bagian permukaan dari suatu objek dan membuang bagian-bagian yang membingungkan
gagasan utamanya, seperti bentuknya, warnanya maupun susunannya. Contoh model
ini adalah patung para pahlawan, patung binatang, patung bentuk tugu Monas
dalam ukuran kecil dan sebagainya.
2) Model
penampang (cutaway model)
Mempertunjukkan bagaimana
sebuah objek terlihat apabila bagian permukaan objek ini tersebut diangkat atau
dipotong untuk mengetahui susunan didalamnya. Model penampang ini dapat
memperjelas objek yang sesungguhnya karena bisa diperbesar atau diperkecil.
Contoh model penampang adalah model lapisan bumi, model batang tumbuhan, model
bola mata manusia, dan sebagainya.
3) Model
susun (build model)
Merupakan susunan yang
terdiri atas beberapa objek yang lengkap atau sedikitnya suatu bagian penting
dari objek tersebut. Contoh model susun adalah torso yang memperlihatkan
anatomi tubuh manusia, susunan dari suatu bel listrik dan sebagainya.
4) Model
kerja (working model)
Merupakan tiruan yang
memperlihatkan proses kerja dari suatu objek studi. Contoh model kerja yaitu
model pesawat telepon, model perahu dayung, mesin uap, gergaji, pompa air dan sebagainya.
5) Mock-up
Merupakan
penyederhanaan dari susunan bagian pokok suatu proses yang lebih rumit. Susunan
nyatanya diubah sehingga proses itu mudah dimengerti oleh siswa. Contoh dari
mock-up adalah susunan perangkap tikus, jaringan listrik pedesaan, sistem
irigasi, dan sebagainya.
6) Diorama
Diorama adalah sebuah
bentuk tiruan tiga dimensi mini yang bertujuan untuk memberikan gambaran
tentang suasana atau keadaan yang sebenarnya. Diorama biasanya terdiri atas
objek-objek yang ditempatkan pada suatu pentas mini yang berlatar belakang
suatu lukisan yang mendukung penyajiannya. Contoh-contoh diorama misalnya
suasana yang menggambarkan terjadinya perang di suatu daerah, interior pada sebuah gua, keadaan sebuah
pabrik/industry dan sebagainya.
7) Realia
Merupakan alat bantu
visual dalam pembelajaran yang berfungsi memberikan pengalaman langsung kepada
peserta didik. Media ini merupakan model dan objek nyata dari suatu benda,
seperti mata uang, tumbuhan, binatang, batuan, air, tanah dan sebagainya.
Jika
guru tertarik untuk menggunakan media tiga dimensi, baik model (tiruan)maupun
benda nyata (realia), ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu :
a. Gunakan
objek tersebut (model dan realia) sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam
proses belajar mengajar.
b. Gunakan
hanya objek-objek yang tepat/cocok saja, jangan menggunakan terlalu
bermacam-macam objek sebab bisa membingungkan siswa.
c. Bila
menggunakan beberapa objek, hendaknya objek tersebut satu sama lain
berhubungan.
d. Perhatikan
bentuk dan ukuran objek yang digunakan agar bisa dilihat oleh kelas secara
keseluruhan.
e. Jangan
terlalu banyak memberikan penjelasan, sebab biasanya perhatian siswa tertuju
pada objek yang ada bukan kepada penjelasan sehingga penjelasan menjadi kurang
efektif.
f. Doronglah siswa untuk bertanya, berdiskusi
atau memberikan tanggapan/kritik, sebab dengan kegiatan tersebut siswa akan
belajar lebih aktif.
2.
Penggunaan Sumber
Belajar
Langkah-langkah yang dilakukan dalam
menggunakan sumber belajar ini antara lain :
a. Analisis
kebutuhan
Kegiatan ini dilakukan
untuk mengkaji berbagai persoalan yang terkait perancangan sumber belajar di sekolah
berdasarkan tuntutan karakteristik setiap mata pelajaran dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan, baik dari sisi kompetensi yang harus dimiliki maupun
dari segi materi/bahan yang akan disampaikan kepada anak didik. Di samping itu
analisis kebutuhan didasarkan atas masukan-masukan dari para pengelola dan
pelaksanaan pembelajaran yang meliputi : kepala sekolah, pengawas, guru dan
siswa. Analisis difokuskan pada kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dalam
merancang sumber belajar, termasuk kemampuan-kemampuan yang dipersyaratkan
berkenaan dengan merancang sumber belajar.
b. Penetapan
sumber belajar
Berdasarkan analisis
kebutuhan yang dilakukan, langkah selanjutnya adalah menetapkan sumber belajar
yang akan digunakan. Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengkaji berbagai teori
dan hasil analisis kebutuhan yang telah dilakukan, kemudian menyusun konsep dan
konstruknya, serta aplikasi dan implementasinya. Konsep dan konstruk yang telah
tersusun akan dijadikan rujukan dalam menetapkan sumber belajar.
c. Pengembangan
sumber belajar
Kegiatan pengembangan
dilakukan dengan cara mengkaji dan meneliti berbagai masukan yang berasal dari
penetapan sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran. Selanjutnya hasil
dari pengembangan tersebut dapat dijadikan bahan bagi kegiatan revisi
penggunaan sumber belajar. Hasil revisi ini kemudian akan dijadikan rujukan
untuk digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.
Strategi dalam
menggunakan sumber belajar, seorang guru harus mampu mengidentifikasi berbagai
karakteristik sumber belajar yang digunakan. Langkah-langkah
yang harus dilakukan adalah :
a. Mengidentifikasi
karakteristik sumber belajar yang akan digunakan.
Sumber belajar yang
akan digunakan sangatlah banyak, untuk itu guru harus mampu mengidentifikasi karakteristik
dari masing-masing sumber belajar yang digunakan. Apakah sumber belajar yang
digunakan sesuai dengan karakteristik materi pelajaran yang diberikan. Artinya,
sumber belajar tersebut dapat menunjang kelancaran proses pembelajaran dalam
mencapai tujuan pembelajaran, sehingga siswa dapat mengikuti pembelajaran
tersebut dengan lancar (bermakna).
b. Sumber belajar yang digunakan disesuaikan
dengan tujuan. Sumber belajar yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan
tujuan yang hendak dicapai, apakah kognitif, afektif atau psikomotor. Dalam hal
ini sumber belajar yang digunakan dapat mengoptimalkan pencapaian tujuan
pembelajaran.
c. Sumber
belajar yang digunakan disesuaikan dengan kemampuan guru. Dalam merancang
sumber belajar, seorang guru harus memahami kemampuannya dalam hal menggunakan
sumber belajar. Tanpa memahami karakteristik dan penggunaan sumber belajar, proses
pembelajaran tidak akan berjalan secara optimal.
d. Sumber
belajar yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Hala terpenting
dalam merancang sumber belajar adalah menyesuaikan dengan kebutuhan siswa. Sumber
belajar yang dibutuhkan dan bermakna bagi siswa tentunya akan menarik perhatian
siswa, sehingga diharapakan pembelajaran dapat berjalan secara optimal.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Media pembelajaran
adalah wahana penyalur agar pesan/bahan ajar yang disampaikan guru dapat
diterima oleh siswa.
2.
Jenis-jenis media
pembelajaran adalah pertama, media visual yang meliputi media yang
diproyeksikan (gambar diam dan gambar gerak) dan media yang tidak
diproyeksikan; kedua, media audio; dan yang ketiga adalah media audio visual
yang meliputi gambar diam dan gambar gerak.
3.
Beberapa prinsip yang
harus diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran adalah tujuan pemilihan
media pembelajaran, karakteristik media pembelajaran dan adanya alternatif pembelajaran
yang dipilih.
4.
Beberapa hal lain yang
juga perlu diperhatikan agar tepat dalam memilih media pembelajaran antara lain
rencana pembelajaran yang disusun, sasaran belajar, tingkat keterbacaan media
pembelajaran (reliability), situasi
dan kondisi (kelas dan siswa) serta objektivitas dalam pemilihan media
pembelajaran.
5.
Beberapa fungsi media menurut Schramm adalah memberikan
kesempatan belajar yang lebih luas sampai kepada tingkat yang jauh lebih tinggi,
membantu guru/tutor dalam menyusun program pembelajaran agar menjadi lebih
efektif, sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses pembelajaran,
memberikan pengalaman tanpa wahana abstrak, misalnya menerangkan tentang ember
akan lebih jelas bila ditunjukkan bendanya.
6.
Cara penggunaan media
pembelajaran adalah pada dasarnya adalah sama. Yaitu merencanakan media yang
akan dipakai, pembuatan media yang sederhana tapi tepat sasaran pada isi
pembelajaran serta menarik perhatian siswa untuk mengikuti pembelajaran yang
sedang berlangsung.
7.
Sumber belajar adalah
segala sesuatu yang mendukung terjadinya proses belajar, termasuk sistem
pelayanan, bahan pembelajaran dan lingkungan.
8. Sumber belajar ada dua
yaitu sumber belajar yang dirancang (learning
resources by design) dan sumber belajar yang dimanfaatkan (learning resources by utilization).
9. Beberapa fungsi sumber
belajar diantaranya meningkatkan produktivitas pembelajaran, memberikan
kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, memberikan dasar yang
lebih ilmiah terhadap pembelajaran, lebih memantapkan, memungkinkan
pembelajaran secara seketika dan memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih
luas.
10. Kriteria
dalam memilih sumber belajar ada dua yaitu kriteria umum (meliputi ekonomis,
praktis dan sederhana, mudah diperoleh, bersifat fleksibel dan komponen-komponennya
sesuai dengan tujuan) dan kriteria berdasarkan tujuan (sumber belajar guna
memotivasi, untuk pengajaran, untuk penelitian, untuk pemecahan masalah dan sumber
belajar untuk presentasi)
11. Penggunaan
sumber belajar memiliki beberapa langkah diantaranya analisis kebutuhan,
penetapan sumber belajar dan pengembangan sumber belajar.
12. Langkah-langkah
(strategi) guru dalam menggunakan sumber belajar adalah (i) mengidentifikasi
karakteristik sumber belajar yang akan digunakan, (ii) sumber belajar yang
digunakan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, (iii) sumber belajar yang
digunakan disesuaikan dengan kemampuan guru, dan (iv) sumber belajar yang
digunakan disesuaikan dengan kebutuhan siswa.
B.
Saran
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
semua, terutama untuk guru yang secara langsung menangani atau bertatap muka
dengan siswa setiap harinya. Guru hendaknya mengerti dan memahami dengan benar
seluk-beluk media pembelajaran dan sumber belajar yang bisa digunakan. Pada
akhirnya jika guru mampu menguasai kedua hal tersebut, maka akan tercapai tujuan
pembelajaran yang optimal dan dengan hasil yang baik pula.
DAFTAR PUSTAKA
Anitah,
Sri W., dkk. 2009. Strategi Pembelajaran
di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Winataputra,
Udin S., dkk. 2005. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.
Yunanto,
Sri Joko. 2004. Sumber Belajar Anak
Cerdas. Jakarta: PT. Grasindo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar