Berawal dari celetukan seorang murid di
kelas ketika pelajaran akan berakhir. "Bu,,nonton Cherrybelle ya.."
kebetulan saat itu materi adalah drama
dan saya membawa laptop untuk medianya.
dengan sedikit senyum saya menjawab, “maaf, ibu ndak punya file-nya.”
Saya ingat ketika dulu saya masih seusia mereka, saya suka menyanyikan lagunya Bondan Prakoso “Si Lumba-lumba”.
dengan sedikit senyum saya menjawab, “maaf, ibu ndak punya file-nya.”
Saya ingat ketika dulu saya masih seusia mereka, saya suka menyanyikan lagunya Bondan Prakoso “Si Lumba-lumba”.
Lagu-lagu anak pada dasarnya berisi
tentang kegembiraan, kasih sayang dan pendidikan ataupun yang mengandung pesan
moral kepada si anak sendiri.
Tapi sekarang agaknya anak berkembang
lebih cepat dari apa yang saya kira. Luar biasa rasanya melihat mereka seperti
ini. Tapi tanpa kita sadari bahwa anak-anak mudah menyerap apa yang mereka lihat,
apa yang mereka rasakan. Tidak hanya berdampak positif tetapi tak jarang juga
berdampak negatif.
Minimnya jumlah lagu anak-anak pada saat
ini membuat anak melirik lagu dewasa. Selain itu gencarnya promosi yag
dilakukan oleh berbagai media turut mendukung bergesernya pola pikir anak untuk
lebih memilih lagu-lagu dewasa.
“Lagu dewasa enak didengar beat-nya”
seperti dikatakan Keysha Alvaro, putra pertama dari vokalis kondang Ungu, Pasha
dalam sebuah tayangan televisi.
Tapi benarkah lagu-lagu dewasa bisa
mempengaruhi psikologi anak sendiri?
Seperti yang diungkapkan oleh seorang
psikolog, Dr. Rosemini, bahwa lirik dalam lagu-lagu dewasa masih terlalu
abstrak untuk anak. Dan anak pasti akan bertanya-tanya tentang makna dari
lirik-lirik lagu tersebut. Mialnya tentang kata cinta yang mungkin masih
terlalu abstrak bagi anak. Selain itu, dampak lain adalah peniruan dalam gaya
berpakaian yang mungkin jauh melebihi usia sebenarnya. Bahkan bisa saja anak
matang sebelum usianya.
Sejalan dengan pernyataan Dr. Rosemini, penulis
lagu anak, Kak Nunu juga menyatakan bahwa jika tidak tahu apa artinya cinta,
bisa jadi anak akan bertanya kepada temannya. Karena sama-sama tidak tahu maka
ada pemahaman yang salah. Tanpa pendampingan orang tuanya, anak-anak akan
mencari tahu arti lirik lagu yang mereka dengar. Bahkan mungkin mereka akan
sangat terbiasa dengan kata cinta, cium, peluk, dan sebagainya yang ada dalam
lirik lagu dewasa.
Pemahaman yang salah ini akan berdampak
pada tutur kata dan moralitas anak. Apalagi anak adalah fase di mana mereka
cepat menyerap informasi. Jika terpapar kata-kata kasar atau tidak senonoh,
maka akan melekat dalam benaknya. Tutur kata dan moralitas itu nantinya akan
jadi kepribadian anak.
Untuk itu sangatlah penting peran orang
tua dalam mengawasi apa yang anak lihat dan dengar. sekaligus mengarahkan
perkembangan anak. Karena lagu bukan hanya sekedar hiburan semata, tapi juga
mempengaruhi setiap pendengarnya. Beri pemahaman yang sesuai dengan tingkat
usia anak. Tidak mudah memang, tapi jika tidak dimulai dari lingkungan
terdekat, siapa lagi?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar