Selasa, 13 Maret 2012

MEMAAFKAN DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN


Dalam sisi akehidupan, sebagian dari kita mungkin pernah melakukan kesalahan, memiliki perasaan marah ataupun  malah merasa tersakiti oleh sikap orang lain. Sikap ini dalah wajar sebagai sifat bawaan kita sebagai manusia. Namun jika kita tidak berusaha untuk melakukan sesuatu untuk mengatasi berbagai perasaan tersebut, maka hal itu justru akan menimbulkan dampak buruk bagi kita sendiri. Dengan menyembunyikan berbagai perasaan terluka di masa lalu, sangat berpotensi bagi diri kita untuk semakin terpuruk dalam keadaan yang buruk tersebut.

“Semua kesakitan yang kita rasakan diakibatkan karena tidak adanya rasa memaafkan”. 
 Begitulah ungkapan kepercayaan penduduk Amerika asli. 
 
 
Memaafkan orang lain – atau diri sendiri – bukan berarti bahwa kita melupakan atau menepikan apa yang telah terjadi. Memaafkan bisa dilihat sebagai upaya pembersihan diri dari rasa dendam, keinginan untuk membalas dendam kepada orang yang telah menyakiti kita dengan memberikan sedikit hati kita kepada mereka. Untuk melepaskan semua perasaan buruk itu di masa lalu, kita hendaknya memiliki keinginan untuk memaafkan.

Memaafkan juga bisa berarti memberi – untuk orang lain dan diri sendiri – dan memaafkan kesalahan, perasaan sakit hati, dan membiarkannya pergi bersama masa lalu yang telah terlewati. Kembali menatap masa depan tanpa beban rasa sakit yang menjadi duri dalam diri.
Memaafkan juga memungkinkan untuk membuat pikiran dan hati kita semakin terbuka untuk melihat sisi lain dari diri kita, orang lain bahkan kehidupan itu sendiri. Hal tersebut juga mampu mengeluarkan energi positif dari dalam diri untuk pemikiran dan tindakan yang lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar